Matius 13:31–33, 44-52
Kerajaan Allah tidak hanya dihayati sebagai sebuah tempat dan nanti di masa yang akan datang. Kerajaan Allah juga tentang kondisi di mana Allah yang me-Raja, lalu umat yang percaya hidup taat pada-Nya. Terciptalah nilai-nilai Kerajaan Allah yang merupakan dampak dari ketaatan pada Sang Raja (Allah). Bacaan hari ini terdapat 5 perumpamaan tentang Kerajaan Sorga. Yesus menyampaikan prinsip dan nilai-nilai Kerajaan Sorga yang dapat kita hidupi sebagai bagian dari warga Kerajaan tersebut. Makna dari perumpamaan itu adalah: 1. Perumpamaan kembar pertama: Biji Sesawi dan Ragi. (ay. 31-33) Biji Sesawi adalah biji yang sangat kecil. Ketika bertumbuh akan menjadi pohon besar yang rindang dan menjadi daya Tarik bagi burung-burung untuk bersarang di cabang-cabangnya. Sedangkan Ragi bergunan untuk membuat olahan roti mejadi mengembang, empuk dan lentur.
Cukup mencampurkan sedikit ragi pada olahan roti sudah cukup untuk menghkhamiri seluruh adonan. Keduanya bermakna bahwa Kerajaan Sorga adalah tentang iman yang dimulai dari langkah kecil dan sederhana. Jika diyakini dan diperjuangkan akan menghasilkan pekerjaan besar dan luas. Dalam iman perlu ada ketekunan dan kesabaran yang menghasilkan manfaat besar. Yang kecil bagi Allah bisa dibuat menjadi besar. Itulah Kerajaan Sorga. 2. Perumpamaan kembar kedua: Harta yang terpendam dan Mutiara (Ay. 44-46) Pertama, ada seorang upahan bekerja disebuah ladang menemukan harta yang terpendam. Lalu ia berani menjual seluruh harta miliknya untuk membeli ladang yang berisi harta terpendam itu. Artinya orang ini rela melepaskan apa yang tadinya berharga demi harta yang jauh lebih berharga. Kedua, Seorang pedagang mencari Mutiara dan mendapatkannya. Ia rela menjual seluruh miliknya untuk membeli Mutiara tersebut.
Kisah ini juga mengandaikan adanya usaha yang sungguh untuk mendapatkan apa yang berharga, meskipun rela kehilangan harta lainnya. Keduanya bermakna ikhlas melepaskan apa yang smeua berharga dan punya daya juang untuk mencari apa yang lebih berharga. Yang berharga itu adalah Yesus Kristus dan barangsiapa menyambut-Nya seperti orang yang mendapatkan harta paling berharga serta rela kehilangan maka ia telah mengalami Kerajaan Sorga itu. 3. Perumpamaan Pukat (Ay. 47-50) Perumpamaan ini bersifat eskatologis (suatu saat nanti). Pada akhir jaman nanti malaikat-malaikat akan memisahkan antara “ikan yang baik” (orang benar) dengan “ikan yang tidak baik” (orang jahat). Hal ini bermakna bahwa kita diajak untuk mengevaluasi diri apakah sebagai “ikan ang baik” atau “ikan yang tidak baik”?
Evaluasi diri ini menjadi penting supaya tidak menjadi sombong serta menjaga diri untuk setia mengikuti kehendak Allah. Dengan demikian Kerajaan Allah sebenarnya dekat bahkan bisa kita alamai kini dan di sini dengan menghidupi prinsip dan nilai-nilai yang ada di dalam-Nya. Amin.
30Juli 2023
Ps. Jeremy Kong
*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only