(Matius 10:40-42)
Suatu kali pendeta mengunjungi seorang ibu yang sedang berkonflik dengan anggota jemaat yang lain. Setelah berbincang-bincang guna mengurai masalah, ibu ini marah-marah dan menyalahkan pendeta karena seolah-olah tidak membela dirinya. Sontak pendeta ini jaget dengan respon yang diberikan. Lalu dengan lembut pendeta menyampaikan “justru saya datang ke sini untuk membela ibu. Jika saya tidak datang ke mari dan menyelesaikan konflik ini maka masalah ini akan terus ada dan nama ibu justru tidak baik di pandangan anggota jemaat yang lain. Saya datang justru karena mengasihi ibu, supaya masalah ini bisa diselesaikan dengan baik dan berakhir dengan perdamaian”. Lalu ibu itu menunduk dan bisa memahami apa yang sedang diperjuangkan untuk dirinya”.


Bagaimana jika kehadiran anda tidak disambut dengan baik? Bagaimana jika usaha anda tidak diapresiasi? Bagaimana jika perjuangan anda tidak dianggap? Bagaimana jika anda sudah memperjuangkan kebenaran, namun sekeliling anda menertawakan dan menyalahkan? Apakah anda akan marah, kecewa dan menyerah? Apakah hal ini akan menggelisahkan anda? Tidak jarang, hal ini bisa mengganggu dalam pelayanan kita. Entah, di tengah persekutuan, keluarga atau di pekerjaan. Ketika tidak mendapatkan sambutan atau apresiasi, semangat melayani atau berbuat baik mudah luntur.


Bacaan matius 10:40-42, berbicara tentang menyambut dan menghargai karya orang lain. Bagi orang-orang yang setia menjunjung tinggi kebaikan dan kebenaran bahkan pada saat-saat yang menggelisahkan bagi dirinya ada “upah” yang menantinya. Yesus menyampaikan “barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut aku, dan barangsiapa menyambut aku, ia menyambut dia yang mengutus aku.” menyambut seseorang yang menyatakan kebaikan dan kebenaran sama seperti menyambut yesus. Artinya kita perlu menghargai karya baik yang orang lakukan untuk kita, karena hal tersebut sama seperti untuk kristus.


Di satu sisi, meskipun kebaikan dan kebenaran anda ditolak, tetaplah bertahan dan berkarya karena anda tidak akan kehilangan upah. Di sisi lain, kita ajarkan untuk menghargai setiap karya baik. Dengan demikian, hidup ini bisa diupayakan dengan saling menopang dalam segala urusan kebaikan. Meskipun kecil dan sederhana, layak dihargai sebagai karya bagi tuhan sekaligus dalam rangka menyambut tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Amin.

4 Juni 2023

Pdt. Enos Bayu Setiadi

*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only

gkbikl
Author: gkbikl

Gereja Kristen Berbahasa Indonesia Kuala Lumpur

Leave a Reply