Matius 28:16–20
Ada rasa sedih saat kita membaca keterangan jumlah murid pada awal bacaan hari ini. Dua belas murid yang dipanggil Tuhan Yesus untuk melayani bersama-sama, kini tinggal sebelas. Pengkhianatan Yudas kepada Yesus (Mat. 26:16) ternyata berakhir dengan menggantung diri (Mat. 27:5). Kesatuan para murid dalam melaksanakan misi Allah ternyata tidak bulat, karena satu dari mereka meninggalkan tugasnya. Berbeda dengan komitmen Yudas, Allah senantiasa solid dalam ketritunggalan-Nya.
Selalu konsisten, baik dalam kebersamaan maupun misi-Nya. Ketika Yesus memberikan tugas pemuridan, Dia tidak hanya mencantumkan nama-Nya sendiri dalam pembaptisan, namun nama Allah Tritunggal (ay. 19: Bapa, Anak, Roh Kudus). Ada hal yang menarik pada kata nama (Yun: onoma), ternyata berbentuk tunggal. Jadi Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus bukanlah tiga Allah yang terpisah dan berjalan sendiri-sendiri, apalagi saling bertentangan. Tidak ada upaya penonjolan diri, tidak ada persaingan maupun upaya saling menyingkirkan. Karenanya kesatuan misi menjadi penting.
Pada awal penciptaan, Allah mencipta manusia dengan tujuan agar manusia memenuhi serta mengelola bumi. Ketika Allah mendapati manusia jatuh dalam dosa dan tak mampu lagi melanjutkan tugasnya dengan sempurna, maka dalam kesatuan-Nya, Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus berkarya untuk menyelamatkan manusia. Allah yang seharusnya murka dan membinasakan manusia yang berdosa, turun ke dunia dan mati di atas kayu salib, sebagai kurban yang memperdamaikan manusia dengan Allah.
Manusia yang mau diselamatkan dari dosa dan kebinasaannya, harus menerima pengurbanan Kristus yang telah menyelamatkan dirinya. Di sinilah Roh Kudus memberikan pengertian serta membangkitkan iman percaya manusia, sehingga dapat menerima karya keselamatan Kristus. Manusia perlu menerima pengajaran yang terus menerus dan berkesinambungan, karena itulah perlu dimuridkan sehingga iman mereka bertumbuh serta kepercayaannya berakar kuat. Setelah memiliki pemahaman yang benar, seseorang bisa menyatakan iman percaya di hadapan Allah dan sesama, di sinilah seseorang akan menerima baptisan yang memeteraikan dirinya sebagai ciptaan yang telah ditebus dan menjadi umat kepunyaan Allah.
Seluruh proses penciptaan, penyelamatan, bahkan seluruh kehidupan manusia, tidak lepas dari karya Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Mari kita bersama merespon karya Allah Tritunggal dengan iman yang teguh dan tekad yang bulat, agar dapat menyaksikannya kepada sesama.
4 Juni 2023
Pdt. Diah Nooraini K.
*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only