Yohanes 20:19-31

Dalam hidup kita, kita akan selalu mendapat kesempatan untuk mengalami proses perjumpaan (pertemuan). Setiap hari, selalu saja ada orang-orang yang kita temui. Kita bertemu dengan keluarga, dengan teman sekerja, dengan tetangga, dengan teman gereja, bahkan juga dengan orang-orang yang mungkin belum kita kenal sebelumnya, baik secara maupun melalui media sosial atau video call. Ketika kita berjumpa dengan orang lain, maka akan ada interaksi satu dengan yang lain. Pertanyaannya, apakah dampak dari perjumpaan itu berdaya guna atau tidak? Selama empat puluh hari, setelah Tuhan Yesus bangkit dari antara orang mati, Tuhan Yesus berkali-kali menjumpai para murid, salah satunya dikisahkan dalam Yohanes 20:19-31. Memang peristiwa penyaliban Yesus membawa dampak yang sangat besar dalam kehidupan para murid.

Mereka mengalami ketakutan, kegelisahan, merasa terancam, tidak berdaya serta kebingungan. Karena itulah mereka menjalani kehidupan mereka dengan cara mengurung diri di sebuah ruangan yang terkunci rapat. Mereka tidak berani bertemu dengan orang lain. Di dalam situasi dan kondisi seperti itu, Tuhan Yesus menjumpai mereka. Dalam perjumpaan-Nya dengan para murid, baik dengan ataupun tanpa Tomas, Tuhan Yesus selalu menghadirkan damai sejahtera. Di ayat yang kita baca, Tuhan Yesus mengatakan “damai sejahtera bagi kamu” sampai tiga kali. Tuhan Yesus tentu sangat paham dengan keadaan para murid pada saat itu. Mereka adalah sekelompok kecil orang yang mau mengikut dan menjadi murid Yesus.

Para murid ini adalah kelompok yang lemah, terlebih ketika diperhadapkan dengan tantangan dari luar, dari masyarakat, penguasa agama serta pemerintahan Romawi. Karena itu, untuk menguatkan para murid, Yesus datang menjumpai mereka dan memberikan damai sejahtera. Damai sejahtera dari Kristus itulah yang membuat para murid menjadi berani keluar dari “ruangan tertutup” untuk berjumpa dengan masyarakat luas. Mereka yang kemudian menghadirkan dan membagikan damai sejahtera Kristus itu kepada masyarakat luas. Kematian Tuhan Yesus bukanlah akhir dari cerita dan karya Yesus. Karya dan pelayanan Yesus terus berlanjut dengan memberikan damai sejahtera kepada para murid. Damai sejahtera itu juga dilanjutkan oleh para murid untuk dibagikan kepada orang lain di dunia ini.

Hal tersebut tercermin dalam kehidupan jemaat mula-mula. Mereka penuh semangat dan cinta kasih dalam pelayanan, memberikan apa yang mereka punyai untuk pelayanan dan membagikan apa yang perlu dibagikan kepada orang yang memerlukan. Damai sejahtera seperti itulah yang seharusnya juga ada pada kita saat ini. Hidup di dunia ini tidak lepas dari tantangan dan pergumulan. Namun Kristus yg bangkit menjumpai dan memanggil gereja-Nya untuk menghadirkan damai sejahtera di tengah masyarakat.

Mari buka hati dan hidup kita untuk berjumpa secara pribadi dengan DIA setiap hari, supaya setiap perjumpaan perjumpaan yang Saudara dan saya alami menjadi perjumpaan yang berguna, yang mendatangkan damai sejahtera.

16 April 2023

Pdt. Em. Gideon Gijanto Wihadhi

*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only

gkbikl
Author: gkbikl

Gereja Kristen Berbahasa Indonesia Kuala Lumpur

Leave a Reply