(Yohanes 17:1-11)
Sejak pandemi yang kita bersama lalui selama beberapa tahun kebelakang, kata karantina menjadi sebuah kata yang cukup akrab di telinga kita. Karantina adalah kata yang digunakan untuk menjelaskan proses isolasi diri seseorang dari lingkungan sosial atau bahkan keluarganya saat seseorang tersebut terjangkit virus atau penyakit yang berbahaya. Isolasi ini akan menolong mereka bukan saja tidak menulari orang lain, tetapi juga terlebih lagi memberi ruang dan waktu bagi mereka yang sedang sakit untuk mengalami pemulihan. Intinya, gagasan utama dari kata ini adalah mengisolasi diri atau menarik diri.
Gagasan inilah yang juga kita jumpai dalam saat kita berdoa. Doa adalah sebuah masa dimana seseorang berdoa kepada tuhan, terhubung dengan sang ilahi yang berkuasa atas hidup dan mati manusia. Pada saat berdoa sesungguhnya kita sedang menarik diri dari dunia dan mengarahkan pandang kita kepada tuhan yang berkuasa. Dengan mengarahkan hati kepada tuhan, kita membawa segala perjumpaan kita dengan dunia kepada bapa yang empunya segala sesuatu.
Dalam kehidupan bergereja, beberapa diantaranya mengembangkan juga tradisi untuk melaksanakan pekan doa menjelang pentakosta. Seperti doa yang juga dilakukan oleh murid-murid tuhan yesus saat menantikan penolong yang dijanjikan tuhan yesus.
Seperti tuhan yesus yang juga senantiasa berdoa dalam setiap momen kehidupan-nya. Termasuk juga saat ia berdoa bagi murid-murid-nya menjelang digenapinya rancangan bapa atas-nya. Doa menjadi kekuatan dan pemulihan bagi jiwa, sebab dalam doa kita merasakan kehadiran tuhan, merasakan pengharapan ditengah hiruk pikuk dunia. Selamat berdoa dan merasakan kehadiran tuhan yang memulihkanmu.
21 Mei 2023
Pdt. Diah Nooraini K.
*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only