Yohanes 1 : 29 – 42
Hidup sebagai pengikut Kristus bukanlah hidup yang dijalani tanpa tujuan. Allah memberi anugerah dalam hidup ini supaya kemudian anak-anak-Nya mengisi hidup dengan bermakna dan membawa dampak bagi sekitarnya. Salah satu anugerah Allah bagi anak-anak-Nya adalah untuk mendengar tentang Yesus dan mengenal-Nya, serta dipanggil menjadi mengikut-Nya dan bahkan diajak menjadi rekan sekerja-Nya.
Namun, banyak orang mendengar kesaksian tentang siapa Yesus, namun tidak semua mau belajar untuk mengenal lebih dekat dengan-Nya. Dari mereka yang mengenal-Nya, tidak banyak yang merespons panggilan untuk menjadi murid-Nya dan mengikut-Nya. Yang menarik, kalimat pertama yang Yesus ucapkan menurut versi Injil Yohanes adalah “Apakah yang kamu cari?” (Yoh. 1:38). Berbeda dengan perkataan pertama Yesus di Injil Sinoptik saat Ia mulai berkarya, yaitu soal: baptisan-Nya (Matius), panggilan untuk bertobat dan percaya kepada Injil karena kerajaan Allah sudah dekat (Markus), atau tanggapan-Nya terhadap godaan Iblis (Lukas), dalam Injil Yohanes, kalimat pertama yang muncul dari perkataan Yesus adalah soal apa yang dicari mereka yang mengikuti-Nya. Hal ini berkaitan dengan apa motivasi atau apa yang mendorong seseorang untuk menjadi pengikut-Nya.
Hal ini penting ditanyakan di awal supaya mereka yang mengikut-Nya memiliki motivasi dan kerinduan yang benar. Terbukti kemudian, di antara para murid Yesus, ada yang memiliki motivasi yang tidak tepat ketika mereka ingin mendapatkan kemuliaan dan kedudukan yang tinggi (Mrk. 10:37). Di sisi lain, orang banyak mengikuti Yesus umumnya karena mereka ingin melihat dan mengalami mukjizat yang Yesus lakukan (misalnya: Yoh. 6:26). Sedangkan sebagian orang Yahudi dan pemimpin mereka mencari Yesus justru untuk menangkap dan membunuh-Nya (Yoh. 5:18, 7:1). Entah sudah berapa lama Saudara menjadi pengikut Kristus? Entah apa juga yang menjadi motivasi awal Saudara kala merespons panggilan-Nya? Yang pasti, menjalani hidup sebagai pengikut Kristus tentu mendatangkan konsekuensi tertentu, tidak jarang muncul risiko dan tantangan yang tidak mudah dihadapi.
Tapi menjadi menjadi pengikut Kristus juga berarti seseorang mengalami perjalanan bersama dengan Tuhan dan sesama yang juga merespons panggilan-Nya. Tak pernah dibiarkan kita berjalan sendirian, selalu ada Tuhan yang menyertai. Karenanya, hidup yang sudah diberkati sebagai pengikut Tuhan, perlu kita isi supaya mendatangkan berkat dan kebaikan bagi sekitar kita.
15 Januari 2023
Pdt. Danny Purnama
*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only