Lukas 2 : 1 – 20

Natal adalah perayaan dan peringatan hari kelahiran Sang Juruselamat. Lazimnya dalam sebuah perayaan ulang tahun yang menerima hadiah dan kado adalah yang sedang berulang tahun, bukan? Namun yang terjadi, kita lebih senang mendapatkan kado dan menerima hadiah saat Natal tiba, lalu lupa esensinya bahwa yang sedang kita rayakan adalah kelahiran Yesus. Ini bukan pesta kita, bukan perayaan ultah kita! Memang pada dasarnya secara naluriah, kita lebih senang menerima daripada memberi.

Namun Allah memberi kita contoh. Natal adalah pemberian dan kado terbesar dari Allah bagi umat manusia, yaitu kala Allah merelakan Putra Tunggal-Nya untuk menjadi sama dengan kita manusia. Yesus hadir untuk memberi hidup-Nya menjadi Juruselamat dunia. “…sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud…”. Itulah kasih karunia dari Tuhan. Sebuah kasih karunia adalah pemberian cuma-cuma yang diberikan kepada pihak yang sebenarnya tidak layak untuk menerima pemberian itu. Setelah mendengar berita sukacita tentang kasih karunia Allah yang besar itu, para gembala tidak tinggal diam. Mereka bergerak untuk mencari dan menemukan bayi Yesus. Para majus dalam kisah yang lain juga demikian, dengan segala pengetahuan mereka, mereka mencari dan menemukan Yesus.

Maka merayakan Natal, mestinya bukan lagi soal menerima kado apa, mendapat bonus berapa, menyiapkan acara penyambutan semeriah apa, melainkan persoalan mencari dan menemukan “bayi Yesus”, seperti Gembala dan Para Majus melakukannya di Natal pertama dulu. “Bayi Yesus” di masa kini bisa kita jumpai di panti-panti asuhan, rumah perawatan usia lanjut, rumah-rumah singgah, di jalan-jalan, di kolong jembatan, di tempat-tempat pembuangan. “Bayi Yesus” sekarang ini bisa menjelma dalam diri sesama yang tertindas, diperlakukan tidak adil, mengalami kesulitan ekonomi, serta kehilangan pekerjaan dan usaha. Apa yang bisa kita bagikan dan persembahkan sebagai “kado” untuk Tuhan? Di tengah sukacita perayaan Natal, sukacita kita sebagai jemaat GKBI Kuala Lumpur makin lengkap karena kita merayakan HUT ke-5 GKBI. Sudah lima tahun lamanya kita berjalan sebagai jemaat yang mandiri.

Tentu tidak selamanya kita mengalami kemudahan dan keberhasilan, tidak sedikit kesulitan dan kegagalan yang kita alami. Namun di tengah semua itu, kasih karunia Tuhan sungguh nyata, kita dimampukan menjadi sebuah keluarga besar yang saling menerima, saling memberi, saling menghormati, dan saling mengasihi. Kita dimampukan Tuhan Sang Kepala Gereja untuk melewati badai pandemi hingga bisa bertahan seperti sekarang ini. Itu semua terjadi karena kasih karunia Tuhan semata. Untuk itu, rasa syukur kita dalam perayaan Natal sekaligus perayaan HUT ke-5 GKBI perlu kita wujudkan dengan kerinduan untuk “mencari dan menemukan Bayi Yesus” dalam kehidupan kita sehari-hari di tengah keluarga, kerja, usaha, maupun hidup berjemaat kita.

Jangan lupa, berikan “kado” yang terbaik sebagai syukur kita akan kasih karunia Tuhan.

8 Januari 2022

Pdt. Danny Purnama

*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only

gkbikl
Author: gkbikl

Gereja Kristen Berbahasa Indonesia Kuala Lumpur

Leave a Reply