Matius 1: 18 – 25

Kisah Yusuf dalam peristiwa Natal secara singkat mau memberikan petujuk kepada kita semua sebagai orang yang memperingati hari kelahiran Tuhan Yesus. Ada hal yang penting dan jangan pernah terlewatkan bahwa kehadiran Kristus di dunia ini merupakan Rancangan Damai Sejahtera dari Tuhan. Namun rancangan damai sejahtera Tuhan, didahului oleh pengorbanan, didahului oleh Tuhan yang berkarya dalam diri manusia. Mungkin saja Allah mau melakukan sesuatu yang mustahil. Kutipan dalam kitab Jeremia 29:11, sama sekali tidak keliru, “Sebab Aku ini mengetahui rancanganrancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. “

Pertanyaannya adalah bagaimana kalau rancangan damai sejahtera Tuhan bentuknya seperti yang terjadi pada Yusuf ? sanggupkah kita menerima dan bersyukur atas rancangan ini ? Rancangan Tuhan pastinya akan memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan, persoalannya apakah kita siap untuk berproses dalam rancangan itu seperti yang terjadi pada Yusuf. Malu, merasa dikhianati, bingung, ragu, kuatir dan lainnya. Tanpa campur tangan Tuhan (ayat 20 : datangnya malaikat Tuhan dalam mimpi Yusuf) maka tidak mungkin Yusuf dapat merealisasikan rancangan Tuhan dalam hidupnya. Apa rancangan besar yang Tuhan mau wujudkan; Maria akan melahirkan seorang anak laki – laki dan akan dinamakan Yesus (ay.21) karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Dan mereka akan menamakan Dia Immanuel (ay.29). Disini ada dua nama yang muncul yaitu Yesus dan Immanuel, dua nama ini sangat berkaitan.

Yesus itu dikaitkan dengan nama Yosia dalam Hebrew, artinya dia akan menyelamatkan atau Yahweh adalah keselamatan, atau selamatkanlah kami Yahwe. Pernyataan Yesus akan menyelamatkan umatNya dari dosa (ay.21) dalam pengertian bahwa “Salvation atau Keselamatan” dilakukan oleh Yesus, sungguh dalam pengertian ini dan bukan yang lain. Keselamatan bukan dari sakit penyakit, dari karier yang mulai redup, dari usaha yang mulai bangkrut, atau dari keluarga yang sejahtera. Melainkan keselamatan dari dosa manusia, keselamatan yang tidak dapat dilakukan oleh siapapun kecuali Yesus. Juga dalam kaitan dengan inilah munculnya kata “Immanuel” penyertaan Allah akan terjadi ketika manusia tidak lagi hidup dalam dosa. Istilah Immanuel tidak bisa dilepaskan dari pribadi Yesus yang menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Ingat sekali lagi, manusia menimati penyertaan Tuhan karena kita dibebaskan dari dosa dan bukan dari hal hal yang lainnya.

Oleh sebab itu penantian kita pada sang Immanuel di Natal ini adalah sebuah penantian akan penyertaan Tuhan karena dosa dosa kita telah dihapuskan. Hanya ketika dosa kita dihapuskan maka kita dapat menikmati hadirat Allah, karena kita dapat beribadah dan punya relasi yang dekat dengan Tuhan.

18 Desember 2022

Pdt. Em. Tumpal Tobing

*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only

gkbikl
Author: gkbikl

Gereja Kristen Berbahasa Indonesia Kuala Lumpur

Leave a Reply