Lukas 21 : 5 – 19
Ada beberapa diskusi jika membicarakan tentang tujuh keajaiban dunia. Sejarah kehidupan manusia telah melew ati berbagai jaman dengan bermacam pencapaian yang menimbulkan decak kagum. Pencetus aw al daftar ini adalah Antipater Sidon, pelancong asal Yunani Kuno yang membuat daftar struktur dalam sebuah puisi yang ditulis sekitar tahun 140 SM. Demikian yang ditulis oleh Antipater Sidon : Aku telah menyaksikan tembok Babilonia yang perkasa yang di atasnya terbentang jalanan untuk kereta-kereta perang, dan patung Zeus di tepi sungai Alfeus, aku telah melihat taman gantung, dan Kolosus (patung kolosal) Dewa Matahari, dan gunung buatan dari piramida yang menjulang tinggi, serta makam raya Raja Mausolus; namun ketika aku melihat kuil Artemis yang menjulang ke awan-awan, yang lain itu semuanya kehilangan keindahannya, dan aku berkata, ‘Tengoklah, selain Olympus, Matahari tidak pernah lagi melihat apapun yang sedemikian agung.’ — Antipater, Greek Anthology IX.58
Meski demikian indah dan mengagumkan segala karya cipta itu, apa yang disebut-sebut sebagai keajaiban duniapun akhirnya hancur. Demikian pula halnya dengan Bait Allah. Ketika Yesus mendengar beberapa orang sedang membicarakan tentang bait Allah dan mengagumi segala keindahan bangunan yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan berbagai-bagai barang persembahan, Yesus mengatakan : “Apa yang kamu lihat di situ – akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang l ain; semuanya akan diruntuhkan.” Lebih lanjut Yesus menunjuk pada sejarah perjalanan manusia, bahw a akan muncul mesias palsu (ayat 8), terjadi peperangan (ayat 9-10), bencana alam (ayat 11), penganiayaan pada orang-orang Kristen (ayat 12-19). Dalam situasi yang demikian, Yesus mengajarkan para muridnya untuk mengembangkan 2 sikap berikut :
1) Waspada
Sikap w aspada berarti melihat atau bersikap hati-hati terhadap berbagai upaya untuk menyesatkan pikiran dan hidup umat. Jika Yesus memperingati para murid akan mesias palsu, maka di masa kini kita
diperingatkan untuk selektif pada berbagai berita yang mungkin saja tidak benar/berita bohong. Banyak orang tersesat karna berita/kabar bohong kemudian menyebarkan berita bohong/sesat itu pada yang lain.
Kew aspadaan perlu diw ujudkan dalam sikap tidak gegabah/tidak terburu-buru melainkan mencari data tambahan/pembanding untuk menguji kebenaran suatu berita.
2) Bertahan
Bertahan berarti setia dan tabah dalam menghadapi penderitaan. Yesus mengatakan bahw a para murid akan mengalami penganiayaan karna kepercayaan pada Yesus. Dalam keadaan demikian, jika para murid mau tetap setia dan bersaksi maka mereka akan ditolong dengan hikmat untuk dapat menghadapi situasi itu. “..tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang.” Itulah janji penyertaan dan pemeliharaan Tuhan.
Dengan mengembangkan kedua sikap inilah, maka dalam pertolongan Tuhan, setiap umat Tuhan akan
dimampukan untuk menghadapi kesulitan dan tekanan yang terjadi dalam hidup. Biarlah kuasa Roh Allah, memeluk dan melingkupi setiap umatNya. Amin.
13 November 2022
Pdt. Rita Dewi Lestari
*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only