Lukas 29 : 27 – 38

Semua orang tahu bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti akan dialami oleh setiap orang. Namun, pandangan apa yang selanjutnya terjadi setelah kematian, tidak semua orang punya pandangan yang sama. Ada orang-orang yang meyakini bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Ibaratnya, kematian tidak sama seperti televisi yang mati, lalu hitam pekat seluruhnya, tidak ada apa-apa lagi. Bagi mereka yang meyakini ada kehidupan setelah kematian, kematian bukanlah akhir. Kematian diumpamakan seperti pintu, yang harus dilalui untuk masuk keruanglain yang berbeda dari ruang sebelumnya.

Seperti apakah ruang yang baru dimasuki ? Pandangan setiap orang tidak selalu sama. Ada yang meyakini bahwa di sana setiap orang akan memiliki rumah yang tipe dan luasnya disesuaikan dengan kebaikan yang dilakukan semasa hidupnya.Ada yang berpendapat di kehidupan selanjutnya, orang -orang akan menikmati kegembiraan hidup di tempat yang bertahta emas, permata, dan orang-orang yang elok parasnya. Pandangan semacam ini, masih sangat melekatkan kehidupan di dunia ini dengan kehidupan setelah kematian (sorga). Dalam pandangan yang masih sangat melekatkan kehidupan di dunia ini dengan kehidupan di sorga, maka orang-orang Saduki menanyakan pada Yesus tentang kehidupan setelah kematian. Dalam tradisi Yahudi, jika seorang pria Yahudi mati tanpa meninggalkan seorang anak, maka untuk membangkitkan keturunan baginya, saudaranya harus kawin dengan istri saudaranya itu.

Tujuannya, agar nama dan harta benda orang yang meninggal itu, tetap ada dalam lingkungan keluarganya. Berdasarkan tradisi inilah, maka orang -orang Saduki ini mengajukansuatupersoalan tentang kehidupan setelah kematian (kebangkitan). Jika hingga 7 saudara laki -laki itu menikahi seorang perempuan yang sama (karna tujuan membangkitkan keturunan) tapi upaya itu tidak berhasil. Tidak ada anak yang dilahirkan, dan 7 bersaudara itu mati dengan tidak meninggalkan anak, pertanyaannya: dalam kebangkitan perempuan itu bersuami siapa? Bagi Yesus, pertanyaan ini keliru. Karna pandangan tentang hidup di dunia dilekatkan pada kehidupan setelah kebangkitan.

Cara hidup di sorga berbeda. Yesus tidak menjelaskan lebihjauh bagaimana kehidupan di sorga. Yesus hanya menyebut orang akan hidup seperti malaikat. Artinya, ada kehidupan setelah kematian. Kemudian, Yesus menggarisbawahi bahwa Allah yang hidup itu telah menyertai sejak permulaan segala sesuatu, sejak Abraham, Ishak, Yakub dan hingga keturunan-keturunan selanjutnya. Artinya, ia menyertai kita saat ini, dan kita juga diingatkan bahwa Ia tetap menjadi Allah dari setiap orang yang sudah lebih dahulu meninggalan kita di dunia ini. Sebab orang -orang itu hidup, dalam kebangkitan bersama dengan Yesus Kristus.

6 November 2022

Pdt. Rita Dewi Lestari

*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only

gkbikl
Author: gkbikl

Gereja Kristen Berbahasa Indonesia Kuala Lumpur

Leave a Reply