Matius 24:36-44

Teriakan Yohanes Pembaptis “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat” muncul di tengah-tengah situasi formalitas keagamaan yang merajalela, saat itu orang lebih mementingkan ciri keyahudiannya, atau sebagai keturunan Abraham, namun kehidupan dalam relasi dengan Tuhan, semua atribut keagamaan hanya topeng topeng yang menutupi kemunafikan perbuatan umat Israel. Kehidupan keagamaan hanya di permukaan saja, tidak disertai ibadah nyata dalam hidup keseharian. Di tengah tengah situasi yang hanya mementingkan diri sendiri, tidak ada keadilan dan cinta kasih, karena itu teriakan “bersiaplah” menuntut perlunya ada perubahan sikap hidup dari hanya memikirkan diri sendiri menjadi hidup yang peduli pada yang membutuhkan perhatian. Teriakan “Persiapkan jalan bagi Tuhan” mengajak kita untuk memeriksa kembali jalan jalan yang ada di sekitar kita.

Bagaimana kehidupan keluarga kita ? Hubungan s uami dan istri, orang tua dan anak, mertua dan menantu, kakak dan adik. Bersiaplah untuk memperbaiki seluruh hubungan tersebut dengan perubahan sikap hidup dan sikap hati terhadap suami, anak-anak, orang tua dsb). Kemudian juga bagaimana dengan sikap hidup kita, mari kita periksa kembali, apakah mementingkan diri sendiri, tidak peduli dengan sesama masih sangat menonjol terjadi dalam hidup keseharian kita ?

Yang terakhir bagaimana dengan pekerjaan dan pelayanan kita ? apakah ada tindakan tindakan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan seperti melakukan korupsi, tidak jujur, semena mena ? Bagaimana dengan hidup keagamaan kita ? apakah hanya formalitas saja, sekedar kewajiban menjalankan ritual Kehidupan yang murni dengan kehidupan yang penuh kemunafikan sulit untuk dibedakan. Perbedaan baru tampak mencolok ketika w aktu penampian tiba. Di dunia tidak sedikit orang percaya yang nampaknya memiliki kemurnian hati tetapi sebenarnya hatinya sudah dicemari oleh tipu daya iblis.

Dari buahnyalah kita akan mengenal mereka (Mat. 7:20). Kehidupan yang berbuah memiliki bobot sehingga tidak goyah ketika waktu penampian tiba, tetapi kehidupan yang tidak berbuah terasa ringan dan mudah diombang-ambingkan angin lalu. Bersiaplah sebab alat penampi sudah di tangan-Nya. Ia akan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya (ay. 12). — Jika semua ini masih terjadi dalam kehidupan kita, maka marilah kita bersiap untuk memperbaikinya menjelang kedatangan Tuhan Yesus ke dunia ini. Bersiaplah karena kita tidak pernah mengetahui kapan Tuhan akan datang kembali ke dunia ini. Tuhan memberkati.

27 November 2022

Pdt. Rita Dewi Lestari

*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only

gkbikl
Author: gkbikl

Gereja Kristen Berbahasa Indonesia Kuala Lumpur

Leave a Reply