(Lukas 18: 1 – 8)
Seorang anak pulang dari sekolah mencari ibunya dan berkata, “Ma, tadi, adek diserempet motor yang ngebut di depan gang rumah kita. Pengendara dan motornya oleng dan jatuh menabrak tong sampah, karena salah satu ban motornya gembos! Sebelum terserempet, adek merasa ada suara Tuhan dalam hati yang meminta adek segera minggir. Saat adek minggir, ada motor tiba-tiba nyenggol. Untung loh, cuma jatuh aja dan sedikit luka baret. Biasanya kan adek paling malas ikut doa pagi. Mulai besok pagi, adek akan rajin doa bersama mama, papa dan kakak!” Sang mama yang kaget mendengar kisah itu langsung berseru: “Puji Tuhan, untung hanya baret! Doa itu cara komunikasi kita dengan Tuhan dan menjadi nafas orang beriman.
Jangan pernah tidak berdoa ya. Teologi ‘untung’, meski terkena serempet motor dan luka baret, anak sekolah dan ibunya di atas masih bisa berkata ‘untung’. Padahal yang dia alami rugi, tidak ‘untung’ sama sekali. Kata ‘untung’ mengajarkan kepada kita untuk tetap bersyukur dalam segala situasi. Rasa syukur ini muncul sebagai ungkapan terimakasih atas penyertaan Tuhan di segala waktu. Dan rasa syukur ini tercipta dari kesengajaan untuk bergumul bersama dengan Allah dalam doa. Family time bersama Allah atau ibadah keluarga atau mezbah keluarga perlu dibagun dan dihadirkan dalam setiap keluarga.
Pilihan waktunya boleh didiskusikan dengan seluruh anggota keluarga, bisa pagi hari atau malam hari. Isinya pun dapat bervairiasi, baik pembacaan nas alkitab, renungan, puji-pujian dan doa. Kebiasaan meluangkan waktu bersama keluarga dan Allah ini menjadi kekuatan setiap keluarga. Karena dalam ibadah keluarga ini, kita menyerahkan keselamatan tiap anggota keluarga kepada Tuhan. Sehingga apapun yang terjadi di hari itu, diserahkan dalam kuasa Tuhan. Mari Saudara, sebagaimana Injil Lukas 18:1,
Yesus mengajak kita untuk berdoalah terus menerus, jangan jemu-jemu, karena doa menjadi kekuatan bagi setiap orang yang beriman kepada Tuhan. Sebagaimana gambaran seorang hakim yang lalim pun kalah bila seorang ibu (janda) terus menerus mengetuk pintu hatinya untuk mohon pertolongan, apalagi Tuhan yang dapat hadir di mana-mana dan ada di hati kita. Tuhan memberkati.
16 Oktober 2022
Pdt. Untari Setyowati
*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only