Lukas 3:1-6
Adakah hambatan untuk seseorang mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan karya keselamatan
yang dikerjakan-Nya? Tentu ada. Apa hambatan terbesarnya? Bukan penguasa bersenjata, bukan
keadaan ekonomi, bukan pula Iblis bertanduk. Hambatan terbesar bagi seseorang mengalami
perjumpaan dengan Tuhan justru adalah DIRI SENDIRI!
Seruan Yohanes agar orang-orang bertobat dan memberi diri mereka untuk dibaptis, dibersihkan
dari dosa, menuntut respons dari setiap orang yang mendengarnya. Respons itu akan menentukan
apakah seseorang akan mengalami pengampunan dosa atau tidak!
Allah melalui Yohanes menegaskan bahwa setiap lembah ditimbun, setiap gunung dan bukit
menjadi rata dan jalan berliku diluruskan serta jalan berlekuk diratakan. Pernyataan itu menegaskan tentang hambatan-hambatan yang harus dihilangkan agar semua orang dapat berjumpa dengan Sang Juruselamat. Allah sendiri akan melapangkan jalan bagi hadirnya keselamatan untuk semua orang.
Inilah kasih karunia, anugerah Allah! Orang tidak dapat lagi berdalih bahwa mereka sulit menemukan Allah. Sebab dengan kehadiran Sang Juruselamat yang “dipersiapkan” jalan-Nya oleh Yohanes dengan menyerukan pertobatan itu, Allah sendiri datang menawarkan anugerah keselamatan bagi semua orang berdosa, semua manusia! Ya, Allah datang mencari orang berdosa untuk diampuni-Nya karena kasih-Nya semata
Lalu apa bagian yang harus kita kerjakan untuk merespons Tuhan yang memberikan
anugerah keselamatan bagi manusia, bagi kita? Bertobat: berbalik kepada Tuhan! Jangan lagi membelakangi Tuhan melainkan menghadapkan diri kita kepada Tuhan. Sebab Dia selalu rindu menatap, memandangi kita, melihat kita memandang Dia… Kita tak akan pernah tahu kehendak kasihNya apabila kita selalu membelakangi Dia. Mari berbalik menghadap Tuhan agar jiwa kita mengalami ketenteraman
5 Desember 2021
Pdt. M.R.Kurniadi Saragih
*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only