Markus 4: 35-41

Saudaraku, Rick Warren seorang penulis buku berjudul Purpose Driven Life pernah mengatakan demikian “Semula saya berpikir dinamika hidup manusia seperti deretan gunung dan lembah. Suka dan duka hidup itu datang silih berganti. Kadang kita berada di puncak gunung untuk melihat keindahan hidup yang kita jalani.Tapi kadang kita juga berada dijalan yang terjal berat dan berliku. Tetapi rupanya dinamika hidup tak hanya seperti deretan gunung dan lembah saja tetapi lebih seperti dua jalur kereta api yang menyatu pada ujungnya. Suka dan duka hidup tidak hanya datang silih berganti tapi juga datang di waktu yang bersamaan.”

Rick Warren melanjutkan pernyataannya,”Saya mengalami dinamika hidup seperti dua jalur kereta api yang menyatu pada ujungnya. Di waktu yang bersamaan, menikmati kesuksesan, buku yang saya tulis berhasil dicetak sampai lima belas juta copy, tetapi kami juga harus bergumul, karena istri saya divonis oleh dokter sakit kanker.” Saudaraku, jika dinamika hidup seperti dua jalur kereta api yang menyatu pada ujungnya, suka dan suka datang secara bersama, apa sikap kita?Injil Markus 4:35-37 menunjukkan Para Murid mengalami hal tersebut. Ayat 35 dikatakan hari sudah petang, ini menunjukkan bahwa mereka sedang menikmati istirahat setelah sepanjang hari, mereka mengikuti Yesus, melihat karyaNya dan mendengar pengajaranNya.

Mereka tidak hanya sedang menikmati kebersamaanmereka tetapi barangkali juga sedang senang dan bahagia karena memiliki Guru yang luar biasa. Apa yang terjadi? Ayat 37 dikatakan “Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.” Secara tiba-tiba danau Galilea mengamuk. Air masuk kedalam perahu mereka dan dikatakan perahu itu mulai penuh dengan air. Apa yang dilakukan para murid? Ayat 38 “Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” apa tanggapan Yesus? Ayat 40 “Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidakpercaya?”Saudaraku, Ketakutan, kepanikan Para murid dikaitkan oleh Yesus dengan ketidakpercayaan. Mengapa?Sekian lama para murid bersama dengan Yesus.

Mereka melihat Yesus berkarya dengan luar biasa,menyembuhkan orang sakit, membuat yang buta melihat, yang lumpuh berjalan, yang mati dibangkitkan, yang kerasukan setan dibebaskan. Mereka tahu Gurunya penuh dengan kasih dan kepedulian terhadap orang-orang yang menderita. Karena itu dengan kuasaNya, Ia memulihkan mereka, tetapi ketika mereka menghadapi kesulitan, mereka justru mengatakan Engkau tidak peduli kalau kita binasa/hilang atau hancur. Mereka justru melihat Yesus tidur di buritan sebagai wujud ketidakpedulian Yesus. Inilah yang Yesus ingatkan kepada mereka. Sekian lama mereka ikut Yesus, tetapi mereka tidak mengimani bahwa Yesus peduli dan penuh kasih terhadap mereka. tidak hanya berhenti di situ saja, jika kita melihat ayat 38, Yesus tidur buritan, maka kita dapat melihat bahwa buritan adalah bagian perahu yang berbahaya karena jika perahu itu tenggelam maka yang pertama kali akan tenggelam adalah buritan.

Sekali lagi menegaskan kepada kita bahwa Yesus sungguh peduli dan penuh kasih kepada kita, Ia tidak hanya bersama dengan kita di tempat yang nyaman dan aman saja, tetapi Ia juga bersama dengan kita, dibagian hidup yang paling lemah dan rapuh dari kita. Karena itu, mari kita mempercayakan hidup kita kepada Tuhan, karena Ia peduli dan mengasihi kita. Tuhan memberkati.

20 Juni 2021

Pdt. Henny Yulianti

*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only

gkbikl
Author: gkbikl

Gereja Kristen Berbahasa Indonesia Kuala Lumpur

Leave a Reply