Yohanes 17:11
When wealth is lost, nothing is lost; when health is lost, something is lost; when character is lost, all is lost. Karakter itu segalanya. Jika kita mesti memilih salah satu dari dua orang dengan kapasitas yang seimbang, maka karakter pasti akan menjadi pertimbangan utama dalam menetapkan pilihan.Karakter membawa dampak yang menentukan. Karakter adalah bukti yang lebih kuat dari pada katakata verbal semata. Karakter yang baik dan penuh kasih adalah kesaksian yang efektif.Karakter dan nama punya korelasi yang sangat erat.
Itulah sebabnya sebelum naik ke Sorga, Kristus berdoa agar BapaNya memelihara para murid dengan nama-Nya. Murid-murid adalah para utusan di tengah dunia. Mereka adalah para saksi Injil kasih Kristus. Di pundak mereka ada tanggungjawab besar untuk memberitakan injil kasih di tengah dunia yang penuh dengan mara bahaya. Perlakuan buruk dan penolakan dunia sangat mungkin ‘menyalibkan” mereka. Itu sebabnya Kristus berdoa agar mereka diproteksi dan dipelihara Bapa-Nya dengan nama-Nya.“Bapa peliharalah mereka dalam nama-Mu, karena mereka adalah milik-Mu”. Apa artinya? What is in a name? Nama itu punya kuasa. Apalagi nama Tuhan. Kata nama diterjemahkan dari kata Yunani“anoma”.
Kata ini mengandung dua pengertian yang saling berkelindan. Yakni otoritas dan karakter.Jadi Kristus berdoa lindungilah mereka dengan otoritasMu. Bapa adalah pemegang otoritas atas seluruh semesta. Tak peduli mara bahaya apapun yang kita hadapi sebagai murid dan saksi injil kasihNya, janganlah cemas, sebab hidup kita diproteksi oleh otoritas Bapa. Di tangan-Nya kita aman.Memang kita mesti hidup hati-hati, tidak sembrono dan waspada di tengah pandemi dan ketikapastian dunia ini. Namun jangan kehilangan spirit menjadi saksi injil kasihNya. Nama dan otoritas Bapa menjamin hidup anda.
Jika Nama-Nya menjadi jaminan, lalu bagaimana harus menjadi saksinya? Jangan sembarangandengan nama Tuhan. Makna kedua dari kata “anoma” adalah karakter. Kristus berdoa peliharalah mereka dengan karakter-Mu ya Bapa. Peliharakanlah mereka dalam kebenaran. Bayangkanlah apa jadinya jika karakter seseorang tak sinkron dengan nama yang disandang dan wakilinya? Kesaksian apa yang terpancar? Seruan doa Kristus itu bukan saja disampaikan kepada Bapa-Nya, melainkan juga diperdengarkan kepada para murid-Nya. Hidup para murid yang dicover dengan nama Bapa, sekaligus mesti punya kualitas selaras karakter Bapa.
Karakter yang selaras injil kasihnya akan menjadi kesaksian yang efektif dan efisien. Indahmya sebuah nyanyian bukan hanya terletak pada lagunya. Not only the song, but the singer. Inilah prinsip kesaksian. Kualitas hidup dan integritas kita sebagai sang penyaksi berbicara sama kuatnya dan kualitas Injil kasih yang kita saksikan.Nah bagaimana agar anoma Bapa dalam pengertian seutuhnya itu terwujud nyata? Karakter itu tdk terbentuk secara tiba-tiba. Ralasi kasih yang akrab dan hangat dengan Tuhan menjadi kuncinya.Intimacy kita dengan Allah inilah sumber kuasa dan karakter kita. Bangunan relasi hangat dengan Bapa kita yang penuh kasih, kiranya menghangatkan relasi kasih kita dengan sesama.
Hidup tidak kita rayakan dengan saling menghakimi, membenci, mendiskriminasi dan mengisolasi sesama.Persekutuan kasih yang utuh dengan Bapa, menjadi dasar membangun kehidupan yang utuh dengan sesama. Hasilnya adalah komunitas kasih yang bersatu. Itu juga yang diserukan Kristus dalam doaNya: “supaya mereka menjadi satu”.Nah di tengah dunia yang hanya mengerti bahasa permusuhan, kebencian dan ketakutan seperti saat ini, maka kesaksian terbaik adalah karakter yang dinafasi kebenaran dan kasih Bapa.
Kristus menyeru dalam doa: “Ya Bapa, peliharalah mereka dalam namaMu”. Kita percaya bahwa Bapa di Sorga mendengar doa ini. Adakah gaung seruan doa ini bergema di hati kita? Semoga. Amin
16 Mei 2021
Pdt. Didik Tridjatmiko
*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only