Sebuah kebiasaan berawal dari peraturan yang dilawan, anda setuju? Saya teringat, ketika peraturan mengenakan helm bagi pengendara sepeda motor diterapkan (tahun 1980an) banyak reaksi bermunculan. Dengan berbagai alasan orang menentang, walau itu buat kebaikan. Kini, peraturan yang dulu dirasa “menyiksa”, sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian besar pengendara sepeda motor. Sama halnya dengan penggunaan masker di masa covid-19. Banyak orang menentang dengan berbagai dalih, namun coba lihat nanti, bisa jadi, pada masa yang akan datang penggunaan masker menjadi kebiasaan.

Semua ini menunjukkan bahwa manusia memiliki 1 karakter abadi yaitu gemar menentang. Segala hal yang dirasa mengurung, membatasi, menghambat kemauannya, disambut dengan pertentangan. Alkitab menunjukkan bahwa sikap menentang sama tuanya dengan usia manusia. Ciptaan yang indah disambut dengan sikap menentang perintah Tuhan yang menjadikan manusia jatuh dalam dosa. Jadi dosa merupakan buah dari sikap menentang kehendak Tuhan.

Dalam bacaan Minggu ini, Yesus mengundang manusia untuk tidak lagi menentang melainkan menyambut kehendak Tuhan dengan tangan terentang. Tangan yang rela dan sukacita, karena undangan Tuhan adalah undangan sukacita. “Marilah kepadaKU semua yang letih lesu dan berbeban berat” Manusia diundang kemarilah, padaku ada banyak kelegaan, ada banyak jawaban atas lelahmu. Artinya sebelum manusia mendekat pada Tuhan, selama manusia menentang DIA maka niscaya beban akan tetap berat dipikul.


Di dalam masalah yang kita hadapi hari ini, Tuhanpun mengundang kita untuk mendekat dan mendekap Tuhan. Berserah diri dalam tuntunan kasihNYA melalui gelombang yang belum mereda. Jangan menentang, ikuti jalanNya karena TUHAN tengah berperang bagi kita, hingga suatu hari kita akan menjadi pemenang atas masalah hidup ini.

Pdt. Imanuel Gunawan Prasidi

*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only

gkbikl
Author: gkbikl

Gereja Kristen Berbahasa Indonesia Kuala Lumpur

Leave a Reply