Di tahun 1800-an angin pada alat musik orgel atau organ dibuat dengan cara memompa alat berbahan kayu dengan memakai tenaga orang.  Namun ,  pada masa sekarang alat berbahan kayu dipompa dengan menggunakan mesin. Pada suatu ketika , ada seorang pemain orgel atau organ yang handal melakukan konser.

Setiap satu lagu berakhir , para penonton bertepuk tangan dengan meriah.  Sebelum membawakan lagu terakhir, sang pemain orgel atau organ itu pun berdiri dan berkata : “ Sekarang saya akan memainkan sebuah lagu “.  Lalu ia pun duduk kembali dan bersiap untuk memainkan organ atau orgel tersebut. Dengan kaki menginjak pedal dan tangan menekan tuts, ia pun memulainya dengan chord yang sangat megah.   Tapi sayangnya orgel atau organ tersebut tidak berbunyi.  Tiba-tiba terdengar suara dari belakang panggung yakni orang yang membantu membunyikan orgel atau organ tersebut, kemudian berseru; “ jangan katakan “ Cuma saya “ tapi katakan “ kita” utnuk membawakan lagu tersebut.

Melalui ilustrasi tersebut, kita diajak untuk memahami bahwa Gereja pun mesti menyadari, dalam tugas panggilan dan KaryaNya tidak pernah sendiri, melainkan selalu dalam kesatuan dengan Tuhan dan Yesus Krsitus dan Roh Kudus. Sebab dalam kesatuan itulah Kemuliaan Tuhan dinyatakan. Gereja hadir sebagai kepanjangan tangan Tuhan untuk mengerjakan Karya cinta kasih bagi dunia ini.  Dunia adalah lading pelayanan yang harus digarap. Gereja mesti menghadirkan perdamaian di tengah perselisihan atau pertengkaran dan perpecahan, menghadirkan kasih dan pengampunan ketika terjadi permusuhan dan kebencian, menghadirkan keadilan ketika terjadi pelanggaran Hak asasi manusia atas kehidupan, dan masih banyak lagi yang harus dikerjakan oleh Gereja di tengah dunia ini.

Dalam perikop bacaan Injil Yohanes 17 : 1 – 11 dituliskan bahwa Yesus Kristus telah berdoa untuk pelayanan GerejaNya di tengah dunia ini. Gereja hadir di dunia untuk mengerjakan sebuah agenda yang dikatakan dalam Doa Yesus , yakni Agenda untuk menyatu dengan Tuhan dan mengerjakan semua bagi KemuliaanNya di dalam dunia ini, seperti Yesus Kristus sendiri yang menyatu dengan BapaNya dan telah melakukan semua bagi kebaikan dan keselamatan ciptaan. Gereja adalah milik Tuhan dan harus menghadirkan Kasih Tuhan di tengah berbagai karya yang dinyatakan bagi dunia ini. Dalam hal ini, Gereja tidak boleh berdiam diri atau asyik dengan agendanya sendiri. Gereja harus menyuarakan Kasih, Damai, Keadilan dan kebenaran di tengah dunia yang penuh dengan keserakahan, kekerasan, kemiskinan, kemunafikan dan ketidak-adilan.

Gereja pada hakekatnya tidak boleh mengabaikan relasinya dengan Tuhan, tapi sebaliknya Gereja harus membawa relasi dengan Tuhan dan menjadi relasi dengan banyak orang di dunia ini. Gereja mesti menghidupi relasi vertikalnya ( dengan Tuhan) selaras dengan relasi horizontalnya (dengan sesama). Gereja mesti menjadi ruang imaginatif yang memberi nilai berbeda dengan nilai-nilai dunia ini, hidup dunia yang dekat dan akrab dengan kejahatan, keserakahan, korupsi, kekerasan, dstnya.  Justru di dalam situasi seperti ini, Gereja menghadirkan imajinasi kehidupan yang benar dalam relasinya dengan Yesus Kristus untuk menjadi terang bagi kegelapan dunia ini.

Marilah kita sebagai Gereja semakin menyatukan hati dengan Tuhan dan Yesus Kristus dan Roh Kudus untuk terus berkarya dalam tugas dan panggilanNya di tengah dunia ini.  AMIN !!

[Pdt. SAKRISO LADIANA SARAGIH]

*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only

gkbikl
Author: gkbikl

Gereja Kristen Berbahasa Indonesia Kuala Lumpur

Leave a Reply