
Saudara Jemaat yang saya kasihi dalam Tuhan Yesus Kristus,
Hari ini dalam kalender Gerejawi kita merayakan Pentakosta , dari bahsa Yunani Pentekoste atau hari ke 50, yakni hari pencurahan Roh Kudus kepada Para Rasul di Yerusalem , yang terjadi lima puluh hari setelah kebangkitan Kristus. Pada hari Pentakosta , Roh Kudus dicurahkan sesuai dengan janji Yesus sesudah kenaikanNya ke Surga disaksikan oleh Para Murid. Setelah Yesus naik ke Surga, Roh Kudus terus berkarya memberikan kesegaran hidup bagi umat yang bersedia dipimpin olehNya. Kekuatan Roh yang memberikan kesegaran hidup oleh Yesus dalam sabdaNya kepada orang banyak saat merayakan hari raya Pondok daun di Yerusalem. ( Yohanes 7:2). Dalam bacaan Injil Yohanes 7 : 37 – 39 dinyatakan bahwa pada hari terakhir yaitu puncak pesta terdapat ritual pembasuhan kaki, ritual itu dilakukan untuk menutup rangkaian pesta tersebut.
Pada saat pembasuhan berlangsung; Yesus memanfaatkan momentum pembasuhan dengan air utnuk menyatakan identitas diriNya. Ia berdiri dan berseru “ Barang siapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum!”. Barang siapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan dalam Kitab Suci. Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup ( Yohanes 7 : 37-38). Penegasan tentang Yesus sebagai air yang menghilangkan rasa haus disampaikanNya kepada orang banyak yang hdiupNya membutuhkan penyegaran. Dalam pengajaranNya, Yesus memberi makna baru terhadap air sebagai penghilang dahaga dan sekaligus sumber kehidupan. Sebagai sumber kehidupan, maka Yesus mengundang setiap kita sebagai umat dating kepadaNya, sehingga mereka yang datang dan minum pada Yesus akan menerima aliran air hidup atau Roh Kudus dan selanjutnya dapat mengalirkanNya kepada sesame yang haus akan kehadiran dan keselamatan Yesus Kristus.
Pada hakekatnya, air melalui perikop bacaan Injil Yohanes 7: 37-39 yang digambarkan sebagai Roh Kudus dapat dimaknai 2 hal :
- Air yang cair mengisi ruang kosong dalam wadah. Apapun bentuk wadahnya, air akan mengikuti. Di sini kita menemukan sebuah makna tentang kerja Roh Kudus. Bahwa Roh Kudus bekerja seturut dengan wadah yang diisinya. Itulah sebabnya surat I Korintus 12 berbicara soal berbagai Karunia Roh. Dari teks ini kita belajar bahwa kerja Roh Kudus tidaklah sama, tidak boleh sama dan tidak harus sama. Maka keliru kalau kita menyamakan kerja Roh Kudus pada masing-masing orang.
- Air di sini bukan dalam arti air yang diam atau statis , tetapi air yang dinamis yang kata Yunaninya Hudatos, yang berarti air yang mengalir di sebuah sungai. Ada dinamika, ada kerja, ada gerak dan perubahan. Ciri kerja Roh Kudus pada seorang manusia seumpama air. Ada dinamika, ada gerak dan ada kerinduan untuk mengubah diri atau bertobat, sehingga menjadi sempurna sama sperti Bapa di Sorga.
Marilah sebagai umat Tuhan kita dimantapkan untuk terbuka pada Karya Roh Kudus, agar dapat menerima aliranNya yang terus menyegarkan dan menghidupkan kita. Dalam maksud itu, dibutuhkan kesediaan kita sebagai Umat Tuhan untuk mengosongkan diri dan membuka diri terhadap aliran Hidup dan Roh sebagaimana Tema renungan hari ini. Pengosongan diri dan keterbukaan pada Karya Roh tentu merupakan sikap hidup Umat yang rendah hati. Dan kerendahan hati Umat ibarat bejana yang kosong dan siap menerima aliran-aliran air untuk dimasukan ke dalamnya. AMIN !
Pdt. Sakriso Ladiana Saragih
*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only