Bacaan: Matius 4:1-11
Umat Tuhan terkasih, hari ini adalah Minggu pra Paskah I. Selama minggu-minggu pra Paskah, Gereja memberi perhatian khusus pada ajaran tentang sejarah keselamatan. Kisah yang menceritakan tentang kejatuhan manusia dalam dosa yang terus diikuti oleh belas kasih dan kepedulian Allah yang menyelamatkan.
Kehendak bebas manusia yang terpikat iming-iming dari si jahat ini berujung pada ketidaktaatan manusia pada ketetapan Ilahi. Tanda-tandanya terlihat ketika manusia sudah mulai kehilangan fokus pada Sabda Kehidupan kekal. Akibatnya hatinya tidak lagi mengarah kepada Tuhan. Ketika hati manusia tidak lagi mengarah kepada Tuhan di sinilah dosa pun lahir dengan riang ria. Akhirnya, jatuhlah manusia itu ke dalam perangkap dosa.
Jejak ketaatan Kristus yang selanjutnya menjadi pusat perhatian kita, diperlihatkan dalam bacaan Injil. Kisah pencobaan di padang gurun memperlihatkan ketaatan Tuhan pada tradisi kenabian, sebagaimana dilakukan Elia dan Musa. Sebelum dicobai iblis, Tuhan Yesus berpuasa selama 40 hari 40 malam. Kisah Injil Matius 4:1-11 memberikan arah bagi orang beriman untuk menghadapi pencobaan. Kunci kemenangan Tuhan Yesus atas pencobaan adalah fokus pada kekuatan Sabda Allah yang menyatu dalam diri-Nya. Ia yang adalah Sabda Kehidupan itu sendiri menjelaskan seterang-terangnya kepada kita tentang kuasa Sabda Allah itu. Ketika disuruh memerintahkan batu menjadi roti, Tuhan bersabda: “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”. Kata-kata ini menjelaskan tentang sabda yang ke uar dari mulut Allah adalah sumber kekuatan. Ketika iblis mengacaukan dengan mengutip isi Kitab Suci, Tuhan Yesus tetap fokus kepada Allah, sehingga bersabda: “Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Ketika dibujuk rayu dengan segala iming-iming duniawi, sekali lagi kekuatan fokus pada Sabda Ilahi sungguh luar biasa. “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Berkat tetap fokus kepada kekuatan Sabda Ilahi, iblispun lari terbirit-birit. Itulah wujud kepedulian Allah yang terus bersabda.
Selama masa pra-paskah, tentu orientasi hidup beriman sebagaimana ditunjukkan Tuhan Yesus pantas menjadi perhatian. 40 hari pra Paskah adalah saat gladhi rohani demi menguatnya daya-daya adikodrati dalam diri orang beriman. Hanya dengan mendengarkan Kristus dan mau mengikuti jejak-Nya di dunia, kita bisa mengerti tentang kepedulian Allah yang menghapuskan pelanggaran kita. Amin.