(Lukas 14:25-33)
Dalam dunia Medsos, kita akrab dengan sebutan followers atau pengikut. Biasanya followers / pengikut di medsos menyukai dan mengikuti berita tentang tokoh / sosok idolanya, bahkan followers fanatik, selalu mengikuti apa saja yang terkait dengan idolanya, mulai dari busana, gaya hidupnya, dan apapun yang di lakukan atau disukai si tokoh tersebut akan ditiru. Tapi ada juga followers yang hanya suka pada tokoh / sosok publik figur tersebut, namun tidak selalu mengikuti perkembangan si idola, juga tidak sampai meniru gaya dan kehidupan tokoh tersebut. Mengapa demikian? Ya bisa jadi si follow ers ini juga mengikuti tokohtokoh lain / memiliki banyak sosok yang diidolakan, jadi tidak hanya mengikuti satu tokoh / sosok idola, atau bisa juga ia hanya sebatas suka saja, tapi tidak sampai jadi pengikut setia / follow ers fanatik bagi tokoh idolanya.
Dalam kehidupan beriman kita juga menyatakan diri sebagai pengikut / followers Yesus Kristus. namun termasuk kategori yang mana? Follow ers sejati, yang setia mengikuti seluruh hidup Yesus, mengambil dan menjadikan gaya hidupNya, ajaran dan perintahNya sebagai model dan acuan hidup kita. Ataukah kita hanya sebatas menyukai sosok Yesus, mengetahui ajaranNya, gaya hidupNya, namun tidak mengikuti atau meniru gaya hidup Yesus, tidak melakukan ajaranNya, tidak menjalankan perintahNya. Tidak sedikit kita mendapati orang yang menyebut atau mengaku dirinya sebagai sebagai orang Kristen, namun sayangnya, sikap hidupnya sama sekali tidak mencerminkan ajaran dan perintah Yesus. Gaya hidupnya kontras dengan gaya hidup Yesus. Tuhan menginginkan kita mengikuti Dia seutuhnya, tidak hanya sekedar menjadi pengikut dalam “keriuhan” atau sekedar penggemar yang ikut arus, yang sifatnya hanya sementara atau tergantung kebutuhan saja. Keputusan mengikut Yesus, adalah keputusan yang diambil berdasarkan kesadaran dan pengakuan bahwa kita percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang sudah mati demi menebus dosa kita dan kebangkitanNya menjadi anugerah hidup sejati yang disediakanNya bagi kita.
Seluruh pengurbanan Yesus buat kita membuktikan Cinta Allah yang besar sudah diberikan buat kita. Yang terbaik dari Allah sudah kita terima. Karenanya beriman pada Yesus dan menjadi pengikutNya, sebenarnya dalah respon / tanggapan kita atas anugerah Kasih Allah yang sudah kita terima. Yesus menegaskan dalam Lukas 14 : 26, bahwa barangsiapa mau menjadi pengikut Dia, maka orang itu harus bisa menempatkan cinta kepada Yesus “lebih besar” daripada kecintaan kita kepada siapapun di dunia ini (termasuk kepada orangtua, pasangan hidup, anak, saudara, bahkan diri sendiri). Kata “membenci” bapa, ibu, keluarga bahkan nyawa sendiri, dalam Bahasa aslinya miseo berarti mencintai lebih sedikit. Dengan kata lain, cinta kepada Tuhan harus di atas kadar cinta kita atas apapun, dan siapapun, bahkan atas diri sendiri.
Disinilah kita harus menyadari makna menjadi pengikut Yesus, tidak bisa di tawar-tawar demi kepentingan atau keuntungan pribadi. Kekerabatan atau persahabatan adalah hal yang juga Tuhan Yesus ajarkan, namun dalam rangka menjalani hidup berdasarkan nilai-nilai Kerajaan Allah, kita harus siap bila kita dikucilkan atau disingkirkan dari komunitas kekerabatan termasuk keluarga. Yesus ingin menguji dan memurnikan motivasi orang-orang yang datang dan mengikutiNya. Sungguhkah mereka siap hidup sebagai pengikutNya? Sungguhkah kita sudah mengerti makna hidup sebagai pengikutNya dalam realita hidup kita di masa kini? Kiranya hidup yang kita jalani menjadi jaw aban yang kita sampaikan pada Tuhan. Amin.
4 September 2022
Pdt. Claudia S. Kawengian
*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only