Seorang tukang kayu sibuk menebang kayu dengan kapaknya. Dari pagi sampai petang ia mengayunkan kapak itu. Seorang temannya menegur,”Hai, tidak pernah aku melihat engkau mengasah kapakmu. Tampaknya kapakmu itu sudah mulai tumpul. Mengapa engkau tidak berhenti sejenak untuk menajamkan kapakmu itu?” Tukang kayu itu berhenti sejenak dan menjawab,”Karena aku terlalu sibuk!”.
Menebang dengan kapak dan mengasah kapak harus dilakukan keduanya. Tidak boleh hanya salah satu saja kita lakukan sementara yang lain tidak. Tidak bisa kita hanya menggunakan kapak terus tanpa pernah mengasahnya, karena kapak kita menjadi tumpul dan tugas kita makin terasa berat. Tapi di sisi lain juga tidak bisa kita mengasah terus kapak tanpa pernah menggunakannya untuk menebang.
Kisah ini menjadi pengantar tentang bagaimana kesibukan dalam kerja-pelayanan dan kesediaan berdiam diri merenungkan kehendak Tuhan, haruslah berjalan beriringan dalam hidup anak-anak Tuhan. Bersibuk ria melakukan pelayanan ini-itu merupakan sesuatu yang baik, tapi bila tidak diimbangi dengan menyediakan waktu untuk berdiam diri berada dekat dengan Tuhan, maka menjadi sesuatu yang kurang baik karena membuat seseorang jatuh pada aktivisme. Begitu juga sebaliknya.
Dari Lukas 10:38-42 kita dapat membaca bagaimana Marta dan Maria memiliki cara yang berbeda untuk menerima Tuhan Yesus di dalam rumah mereka. Keduanya menunjukkan keramahan dan berusaha menjadi tuan rumah yang baik. Di satu pihak, Marta sebagai tuan rumah menerima Yesus sebagai tamu (ayat 38). Dia sangat sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menjamu tamunya tersebut. Sementara di pihak lain, Maria justru duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya (ayat 39).
Mana yang benar dari kedua bersaudara ini? Mana tindakan yang diperkenan Tuhan? Maria yang duduk diam di dekat kaki Yesus dan mendengarkan-Nya? Atau Marta yang sibuk mempersiapkan segala kebutuhan mereka? Dua-duanya Tuhan berkenan, semula Tuhan tidak mencela Marta karena Ia tahu perlu ada orang yang bersibuk ria mengurusi kebutuhan jasmani selain memenuhi kebutuhan rohani.
Yesus menegur ketika Marta menjadi sewot terhadap Maria yang mau memberikan waktu dan dirinya mendengarkan Yesus. Yesus suka kedua-duanya ada dalam hidup kita: ada waktu untuk berdiam diri mendengarkan firmanNya, suara dan kehendak-Nya, tapi juga ada saatnya kita sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup kita dan melayani sesama lewat apa yang bisa kita kerjakan. Keduanya harus berjalan seimbang dalam kehidupan kita. Mari terus belajar mendengar suara-Nya untuk menuntun kita dalam melayani; dan lewat kesibukan kita dalam melayani, kita berefleksi kembali mendengarkan suaraNya.(DP)
17 Juli 2022
Pdt. Danny Purnama
*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only