(Lukas 10: 1-11, 16-20)
Mahatma Gandhi adalah pejuang India yang amat dikagumi rakyatnya. Walaupun ia orang Hindu, tapi ia sangat tertarik dengan perkataan Yesus dalam Khotbah di Bukit. Gandhi mempelajari dan hapal betul isi Khotbah di Bukit. Ia menerapkan ajaran Yesus itu dalam hidupnya sehari-hari. Tapi walaupun hidupnya meneladani Yesus, ia tidak mau jadi orang Kristen, kenapa? Suatu hari di depan pertemuan Pemuda Kristen di Kolombo ia berkata,”Seandainya yang saya lihat hanya Khotbah di Bukit, tanpa ragu-ragu saya mengaku diri Kristen. Tetapi sungguh sayang, apa yang saya lihat dalam hidup orang Kristen justru sering berlawanan dengan isi khotbah itu.” Dari kisah ini, kita belajar betapa pentingnya kita mengisi hidup sebagai pengikut Kristus.
Jangan sampai hidup dan kehadiran kita, justru jadi batu sandungan atau penghalang bagi orang lain untuk berjumpa dengan Kristus. Sebaliknya, hidup kita yang sudah mendapatkan anugerah keselamatan ini dijalani untuk menghadirkan kasih Kristus bagi sekeliling kita. Kita dipanggil bukan sekadar untuk selamat dan menikmati berkat dari Tuhan, tapi kita dipanggil dan diutus untuk melakukan misi Allah di tengah dunia, dengan menjadi duta Kristus. Sebagai seorang duta, kita menjadi utusan sekaligus hadir mewakili Kristus.
Tugas mulia itu kita emban bukan sebagai beban, melainkan sebagai sebuah anugerah karena siapakah kita ini sehingga Kristus memandang kita layak dan pantas menjadi wakil-wakil-Nya di tengah dunia ini. Supaya kita dapat memenuhi panggilan Tuhan untuk menjadi duta-Nya di tengah dunia ini, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan berdasarkan pengajaran Tuhan Yesus dalam Lukas 10:1-11,16-20, yaitu: pertama, kita tidak boleh dibebani, apalagi mengejar materi dalam memenuhi tugas dari Tuhan; kedua, kita perlu fokus pada tugas yang Tuhan percayakan, tidak teralihkan oleh hal-hal lain yang bisa mengaburkan panggilan kita; ketiga, kita perlu merasakan kecukupan dalam pemeliharaan Tuhan dan tidak memburu halhal yang lebih daripada yang Tuhan sediakan bagi kita. Setelah 70 murid yang Tuhan Yesus utus itu berkeliling dari berbagai kota, pulanglah mereka dengan gembira karena berbagai pencapaian yang didapat. “Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu,” begitu kata mereka dengan gembira. Ini titik rawan para murid.
Keberhasilan pelayanan, bisa membuat kita lupa diri dan memegahkan diri. Tuhan Yesus mengingatkan para murid, termasuk kita di masa kini bahwa besarnya kuasa yang Allah beri kepada kita untuk menjadi duta Kristus di tengah dunia ini, supaya kita mampu mengerjakan tugas mulia itu dan membawa semakin banyak orang untuk menjadi milik Tuhan, bukan untuk membuat kita pamer, apalagi mengunggulkan diri. Semoga kehadiran kita lewat tiap hal yang kita kerjakan dan karya yang kita hasilkan sungguh-sungguh menghadirkan Kristus bagi sesama. Selamat menjadi duta-duta Kristus di mana pun Tuhan mengutus dan menempatkan kita.
3 Juli 2022
Pdt. Danny Purnama
*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only