Markus 1:29-39

Hai, jumpa lagi dengan aku, Si Penjelajah Waktu. Sekarang aku ingin membagi salah satu
pengalaman penjelajahanku.


Kadang aku menganggap bahwa waktu itu bisa ditawar. Sehingga ketika aku diminta untuk
memberitakan Injil, maka aku bersikap “nanti sajalah, toh masih ada waktu!” Namun seiring dengan jarum jam yang terus bergerak, ternyata waktu tidak bisa diminta untuk menunggu sebentar saja.
Akhirnya, akupun kehilangan kesempatan memberitakan kabar baik itu. Namun, ketika aku
mencoba untuk melakukan pemberitaan Injil – kabar baik – itu, sepertinya aku hanya memboroskan waktu saja. Karena aku menilai bahwa apa yang aku lakukan ini belum memberikan hasil yang baik. Ah, nampaknya aku harus banyak belajar tentang memanfaatkan waktu yang ada untuk memberitakan Injjil itu secara efektif dan efisien.

Aku jadi teringat akan catatan Markus tentang pelayanan Tuhan Yesus. Dari catatan itu, aku
melihat bahwa karya Tuhan Yesus yang beraneka-ragam diselesaikan-NYA hanya dalam waktu satu
hari saja! Tuhan Yesus memberitakan kabar baik itu secara efektif sebagai wujud pengabdian diriNya – yang adalah Mesias yang kudus dari Allah. Aku mencoba menelusuri kembali macam-macam pelayanan Tuhan Yesus, yaitu: menyembuhkan ibu mertua Petrus, lalu menyembuhkan semua orang yang datang dengan berbagai macam penyakit dan kerasukan setan, kemudian pagi-pagi benar saat hari masih gelap DIA berdoa, setelah itu pergi memberitakan Injil ke kota-kota terdekat. Semua tugas pelayanan itu diselesaikan oleh Tuhan Yesus secara efektif namun tetap efisien dalam waktu.

Hal yang lain yang aku temukan dalam catatan Markus adalah bahwa Tuhan Yesus tidak
memiliki waktu untuk bersenang-senang bagi diriNya sendiri. Namun pada sisi lain, IA juga bukan tipe pribadi yang mudah dikejar-kejar oleh waktu dan pekerjaan. Itulah sebabnya IA masih memiliki waktu khusus untuk berdoa kepada Sang Bapa, meskipun sibuk melayani orang-orang yang selalu
mengerumuninya. Dari hal tersebut, aku melihat bahwa Tuhan Yesus itu tahu secara persis kapan harus bertindak untuk menyembuhkan atau melepaskan seseorang dari kuasa setan, dan kapan pula harus berdiam diri dan berkontemplasi.

Aku mencoba merenungkan setiap catatan Markus ini secara seksama. Dan akhirnya aku
berkesimpulan bahwa dalam memberitakan kabar baik itu, Tuhan Yesus tidak sekedar melakukan tindakan yang sifatnya “aktivisme”, melainkan dengan perencanaan dan pelaksanaan yang sangat baik.
Dan semuanya itu ditempatkanNYA dalam kerangka waktu dan perencanaan Allah sendiri. Wow, keren!
Jikalah Tuhan Yesus mengelola waktu pelayanan pekabaran Injilnya itu secara efisien, maka itu merupakan wujud ketaatan dan kesetiaan kepada Sang Bapa.

Ah, aku harus berkomitmen untuk memberitakan kabar baik secara benar secara efisien
namun tetap menghasilkan pelayanan yang efektif, yaitu: pelayanan yang berdaya guna bagi banyak orang. Aku yakin, jika pelayananku itu fokus hanya untuk memuliakan Kristus dan kehendak Allah, maka aku tidak akan mudah menyia-nyiakan waktu hanya untuk memikirkan kepentingan diri sendiri.
Selamat berjuang hai jiwaku untuk memberitakan kabar baik. Tuhan membekati. Amin.

7 Februari 2021

Pdt. Guruh Jatmiko

*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only

gkbikl
Author: gkbikl

Gereja Kristen Berbahasa Indonesia Kuala Lumpur

Leave a Reply