
Sekalipun topik tentang pengampunan bukanlah topik yang baru, tetapi tetap penting untuk terus digumuli karenapada kenyataannya tidak jarang kita mengalami kesulitan untuk memberi pengampunan. Injil Matius nampaknya memberi tekanan tersendiri tentang pengampunan ini. Kita bisa membaca doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Di sana kita melihat ada tekanan khusus tentang pengampunan.
Demikian pula cerita perumpamaan yang kita baca hari ini, juga hanya ada dalam injil Matius saja.
Melalui cerita perumpamaan tentang pengampunan ini Tuhan Yesus hendak mengajarkan bahwa pengampunan adalah komponen penting dalam Kerajaan Allah. Tanpa pengampunan tak seorang pun dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Dan Allah telah terlebih dulu mengampuni kita yang dosanya tak terhitung besarnya (digambarkan dengan hutang 10.000 talenta, 1 talenta = 6000 dinar, upah pekerja: 1 dinar/hari, jadi hutangnya = 60.000.000 hari kerja). Oleh karena itu kita juga dipanggil untuk mengampuni dosa sesama kita yang jauh lebih kecil (digambarkan dengan hutang 100 dinar = 100 hari kerja).
Bagaimana kita dapat belajar mengampuni? Ada 4 hal penting untuk kita lakukan:
- Jadikan kasih dan pengampunan Allah sebagai motivasi utama kita untuk mengampuni sesama kita.
- Mengakui dengan jujur keterlukaan kita. Semakin kita menutupi atau mengingkari luka yang kita rasakan, akan semakin sulit kita mengampuni sesama kita.
- Mencari makna di balik penderitaan dan kesakitan kita akibat kesalahan orang lain. Penderitaan bisa mendidik dan menempa kita menjadi lebih kuat. Makna semacam itulah yang perlu kita temukan.
- Meyakini bahwa pengampunan itu membebaskan, sementara kebencian dan dendam itu memenjarakan kita.
Mari kita terus belajar mengampuni. Sama seperti pengampunan dari Allah memulihkan hubungan kita dengan Allah, demikian pula pengampunan kita kepada sesama kita akan memulihkan hubunganhubungan yang telah rusak. Tuhan memberkati kita semua. Amin
Pdt. Mungki A. Sasmita
*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only