Lukas 12 : 32- 40

Kepada murid-murid-Nya Tuhan Yesus mengatakan, ”Di mana hartamu berada, disitu hatimu berada” (Lukas 12:34). Kata “Harta” dan “Hati” dihubungkan dengan kata kerja yang sama. Harta berkaitan dengan hal-hal di luar diri kita, sedangkan “hati” berkaitan dengan hal-hal di dalam diri kita. Yang perlu dingat adalah bahwa harta tidak melulu identik dengan hal-hal duniawi seperti rumah, mobil, tanah, uang, tabungan, dan lain sebagainya. Harta di sini dikaitkan dengan sesuatu yang mempengaruhi hidup kita. Maksudnya adalah sesuatu yang mempengaruhi kehidupan menjadi bahagia atau tidak.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita menjumpai pemahaman bahwa kebahagiaan itu terwujud manakala berkelimpahan secara materi duniawi. Karena materi duniawi dianggapsebagai sumber kebahagiaan maka keinginan akan materi duniawi sering terwujud dalam ketamakan atau keserakahan untuk menguasai segala sesuatu bagi diri sendiri. Ketamakan atau keserakahan menimbulkan nafsu menguasai atau memiliki begitu tinggi. Selain itu ketamakan atau keserakahan biasanya membuat seseorang dipenuhi dengan kekuatiran, kegelisahan bagaimana harus menyimpan dan menjaga yang dimilikinya agar tidak direbut atau dicuri oleh orang lain.

Bila Tuhan Yesus mengatakan “Di mana hartamu berada, di situ hatimu berada”, Tuhan Yesus menyampaikan bahwa kebahagiaan itu bukan pada apa yang dimiliki. Semua yang diiliki di dunia ini bisa hilang, lenyap. Ingat refrain nyanyian NKB 211: “Tiada yang baka… di dalam dunia…. Semua yang indahpun akan lenyap…..“. Nyanyian itu menginginagtkan bahwa semua yang dimiliki akan berlalu. Melekat pada apa yang miliki menghilangkan kesukacitaan dalam hidup. Kita boleh memiliki dan bekerja keras untuk mewujudkan semua yang dicitacitakan, namun hendaknya kemelekatan kita bukan pada semua itu. Melekatlah pada Allah dan alamilah kehidupan yang utuh di dalam Dia

7 Agustus 2022

Pdt. Wisnu Sapto Nugroho

*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only

gkbikl
Author: gkbikl

Gereja Kristen Berbahasa Indonesia Kuala Lumpur

Leave a Reply