(Markus 6:14- 29)

Cerita Injil hari ini adalah cerita horor. Pernahkah kita bayangkan jika menjadi salah satu hadirin dalam pesta ulangtahun raja Herodes. Dia terpesona kepada putri tirinya menari yang barangkali eksotik dan sensual. Apresiasi Herodes atas putri tirinya keterlaluan. Kelihatan Herodes yang kelihatannya keras ternyata lemah terhadap isteri dan takabur. Ia tidak bisa membawa dirinya dengan benar dan bijaksana. Mau memberikan apa saja bahkan setengah dari kerajaan sekali pun, ini suatu sikap yang keterlaluan dan tidak mempertimbangkan dampak karena titah atau keputusan raja tidak bisa diubah. Dia tidak memperkirakan bahwa atas nasihat Herodias, sang ibu, maka Salome (konon ini nama si putri imut-imut anaknya) minta kepala Yohanes Pembaptis di atas sebuah nampan saat itu juga. Sesal selalu datang belakangan tetapi menjatuhkan gengsi bila tawaran tak terkendali itu ditarik.

Apakah bila kita menjadi salah satu yang hadir akan menginterupsi dan mencegah pembunuhan keji ini? Nyatanya itulah yang terjadi.Mulutmu harimaumu sekaligus bagi orang lain. Mulutmu memakan dirimu sendiri. Kata bertuah. Karena tidak menggunakan kata-kata dengan baik, menolak untuk mendengarkan kata-kata teguran dari Yohanes Pembaptis, tetapi lebih mendengarkan kata-kata provokasi dari Herodias via putrinya. Tetapi mulut Herodes bukan hanya ‘makan tuan’ tetapi juga memakan nyawa Yohanes Pembaptis secara keji dan biadab.Kita hidup sekarang di era banjir informasi yang tidak terkendali terutama lewat media sosial.

Kemudahan medsos itu juga mendorong sebagian orang memosting pelbagai informasi yang terkadang tidak terkontrol kebenarannya lalu orang juga dengan cepat mem-broadcast info yang diterimanya begitu saja tanpa memverifikasi atau memastikan kebenarannya. Sebagian anggota masyarakat sudah terkena sindrom infomaniac. Malahan sebagian lagi memanfaatkan kemudahan medsos untuk memroduksi dan mendistribusikan hoax, ujaran kebencian, kabar insinuasi, fitnah, dan yang semacam itu. Seperti Raja Salomo jilid satu kita harus minta kepada Tuhan hal penting dalam perkara ini yakni hikmat dari sorga untuk bisa membedakan yang baik dari yang jahat Triple Filter Test dari filsuf Yunani Sokrates memberikan kepada kita cara berhikmat dalam menghadapi era banjir informasi.

  1. Filter Apakah berita itu benar (truth).
  2. Filter yang kedua beritu berita tentang kebaikan (goodness)
  3. Filter yang ketiga apakah berita itu berguna atau bermanfaat atau tidak (usefulness).

Ini berlaku baik pada waktu kita mendengar suatu berita tetapi juga pada waktu kita berbicara, menyampaikan pendapat maka kita bisa menggunakan Tiga Tapis Sokrates ini dalam rangka membuat semua kata-kata kita menjadi KABAR BAIK yang mendatangkan damai sejahtera bagi dunia ini.

11 Juli 2021

Pdt.Em.Samuel Santoso

*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only

gkbikl
Author: gkbikl

Gereja Kristen Berbahasa Indonesia Kuala Lumpur

Leave a Reply