Markus 11 : 1 – 11

Ketenaran Yesus tak diragukan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat pada masa-Nya. Sudut pandang, cara berpikir, pengajaran dan gaya hidup yang menjungkir-balikkan tatanan nilai yang telah dihidupi masyarakat Yahudi berabad-abad lamanya. Salah satunya, dikisahkan dalam bacaan hari ini. Raja menunggangi seekor keledai!Filsuf Nietzsche berang terhadap kekristenan.

Baginya Raja naik keledai diterjemahkan sebagai tindakan kerendahan dan membahayakan peradaban kemanusiaan. Kekristenan dengan ajaran kasih, pengampunan, kerendahan hati, penyangkalan diri telah menciptakan manusia-manusia lembek yang bermental budak dan berhati bubur. Dunia macam apa yang dihasilkan oleh orang-orang macam itu?

Baginya, dunia membutuhkan manusia-manusia yang super, kuat, gagah dan berani. Sepintas ada benarnya juga kata-kata Nietzsche bukan? Tetapi kalau dipikir secara mendalam, dunia macam apa yang dihasilkan oleh manusia super seperti ungkapan Nietzsche? Bila semua orang berprinsip bahwa “yang kuat itu benar” dan bukan “yang benar itu kuat”, mau jadi apa dengan dunia kita? Yang ada adalah orang saling membunuh dan membinasakan, saling memangsa dan meniadakan. Kalau dunia hanya memberi tempat kepada yang kuat dan gagah dan super, pintar, kaya, lalu ke manakah sebagian besar manusia yang lemah, tak punya kuasa dan tidak super?

Orang-orang yang menghamparkan pakaiannya, daun-daun palma serta bersorak mengelu-elukan Yesus adalah orang orang-orang sedehana dengan harapan mesianik versi mereka. Mereka menaruh harapan secara politis pada raja yang naik keledai itu. Sambutan Hosana, menandakan bahwa bagi mereka, Yesus hadir membawa kemenangan dan kejayaan sekalipun bagi Yesus maknanya bukan itu.Seruan Hosana- Tuhan tolonglah- membutuhkan sebuah respon. Namun menurut Markus, namun penduduk kota itu membisu. Sebuah simbol penolakan terhadap Yesus. Apakah hidup kita juga sama seperti Yerusalem yang diam saat kedatangan kehadiran Tuhan? Apakah kehidupan kita tidak mempedulikan Kristus dan kehendak-Nya?

Padahal seharusnya respon atas kedatangan Raja; Kristus Tuhan adalah sikap yang penuh syukur, sukacita, keseriusan dan hormat. Menariknya, Yesus tidak terpengaruh. Dipuji atau ditolak, ia terus melanjutkan perjalanan-Nya. Perjalanan penyelamatan!Hosanna adalah seruan doa kita kepada Tuhan untuk ikut campur tangan dan menyelamatkan umat Nya. inilah seruan iman kita kepada Tuhan. Seruan hosanna itu terjadi ketika manusia tidak lagi mampu menjalani hidupnya; ketika manusia rapuh dan tak kuasa menghadapi berbagai kesukaran dan penderitaan. Ketidak-sanggupan itu menjadi salah satu bukti keterbatasan manusia dan karena itu manusia membutuhkan campur tangan Tuhan dalam hidupnya.

28 Maret 2021

Pdt. Semuel Akihary

*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only

gkbikl
Author: gkbikl

Gereja Kristen Berbahasa Indonesia Kuala Lumpur

Leave a Reply

Discover more from Gereja Kristen Berbahasa Indonesia

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading