Orang yang telah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, tentunya juga akan makin mengenal Tuhan yang disembahnya. Tetapi kenyataan tidak selalu demikian. Ternyata ada orang yang sudah lama percaya kepada Tuhan tetapi kehidupannya ternyata tidak semakin seturut dengan kehendak Tuhan. Ia malah menjadi semakin serupa dengan dunia ketimbang dengan Tuhannya.

Dalam perumpamaan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus ini, ada 5 pekerja yang direkrut oleh tuan rumah untuk bekerja di kebun anggurnya. Mereka mulai bekerja di jam yang berbeda-beda. Tetapi mereka mendapat upah yang sama, yaitu 1 dinar sehari. Jumlah 1 dinar cukup untuk dipakai menghidupi semua anggota keluarga pada umumnya pada masa itu. Pekerja pertama mulai menggerutu karena ia bekerja paling lama dan ia mengira akan mendapatkan upah yang paling banyak. Sang tuan rumah menjawab bahwa jumlah upah yang ia berikan tidaklah menyalahi kesepakatan yang ada. Apa yang dikehendaki oleh tuan rumah itu adalah bahwa setiap pekerja mendapat upah yang cukup untuk kehidupannya dan keluarganya. Tuan rumah tidak ingin ada pekerja yang mendapatkan upah tidak layak.

Itulah kemurahan sang tuan rumah. Yang menjadi fokus sang tuan rumah bukanlah berapa lama orang bekerja dan menerima upah berapa, tetapi bagaimana setiap orang yang bekerja mendapatkan upah yang layak (dipakai kata dikaios – benar dan adil).

Dari perumpamaan tersebut kita belajar bahwa panggilan untuk hidup bersama dan bekerja bagi Tuhan adalah suatu anugerah, yang mestinya disambut dengan penuh sukacita dan syukur. Karena sebenarnya kita tidak layak sama sekali untuk hidup bersama dan bekerja bagi Tuhan (dalam perumpamaan digambarkan sebagai “pengangguran”).

Setiap orang yang hidup Bersama dan bekerja bagi Tuhan tidak usah mencemaskan “upah” yang akan diterimanya, baik upah berupa keselamatan kekal di dalam Tuhan, maupun juga pemeliharaan dan berkat yang dicurahkan oleh Tuhan di sini dan sekarang ini. Karena Ia tahu apa yang sungguh dibutuhkan oleh anak-anak-Nya. Ia adalah Tuhan yang adil dan benar. Ia sungguh peduli pada kehidupan dan masa depan anak-anak-Nya. Dan Ia juga adalah Tuhan yang memiliki kemurahan hati yang tak terukur luasnya.

Maka marilah kita hidup di dalam Tuhan dan bekerja bagi-Nya. Pengalaman hidup kita membuktikan bahwa Ia tidak pernah menelantarkan anak-anak-Nya. Ia pun menjamin keselamatan kekal bagi setiap orang yang hidup di dalam Dia.

Pdt. Mungki A. Sasmita

*Untuk Kalangan Sendiri – for Non-Moslem Only

gkbikl
Author: gkbikl

Gereja Kristen Berbahasa Indonesia Kuala Lumpur

Leave a Reply

Discover more from Gereja Kristen Berbahasa Indonesia

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading