
Bacaan: Lukas 24:13-35 Kisah perjalanan ke Emaus ingin menegaskan, bahwa Kristus yang bangkit (Sang Firman) selalu hadir dalam perjalanan murid-murid-Nya. Ia bukan hanya hadir, namun Sang Firman itu juga melakukan pembaharuan iman kepada murid-murid-Nya.
Peristiwa salib nampaknya begitu pahit dan traumatis bagi dua murid yang tengah berjalan ke Emaus. Sehingga berita kebangkitan yang sejatinya telah mereka dengar dari beberapa murid yang lain (ayat 22-24) tidak mampu mengusir kesedihan di hati mereka (Lukas menggambarkan kesedihan itu dengan kata ‘muram’ – ayat17).
Di situlah Yesus Sang Firman yang hidup, hadir untuk mengajar dan membaharui kehidupan murid-murid-Nya. Yesus mengingatkan segala yang tertulis tentang Dia dalam Kitab Suci (ayat 27) dan Ia juga hadir dalam Sakramen perjamuan, ketika Yesus memecah roti..(ayat 30) para murid menjadi sadar bahwa Yesus sungguh sudah bangkit. Meskipun Yesus lalu lenyap, namun iman tentang kebangkitan itu sudah kembali hadir. Hidup dua murid itu dibaharui, kesedihan diubah menjadi sukacita.
Kisah perjalanan Emaus ini menjadi simbol kisah perjalanan hidup kita. Kadang hidup memperhadapkan kepada kita peristiwa yang traumatis. Bisa saja peristiwa itu mempengaruhi hidup kita, membuat kita sedih, takut dan mungkin kehilangan pengharapan. Dalam situasi seperti itu, ingatlah, bahwa Yesus yang bangkit itu selalu hadir bersama kita. Ia hadir dalam Firman-Nya dan Sakramen perjamuan.
Bawalah semua kesedihan, kekuatiran dan emosi negatif lainnya di bawah terang Firman Tuhan. Janganlah undur dari meja perjamuan, dan hayatilah kasih Kristus yang hadir dalam roti dan anggur perjamuan. Kita boleh saja takut, sedih, kuatir…tetapi tetaplah membuka hati bagi sang Sahabat yang hadir bersama kita, yaitu Kristus. Maka kisah murid dari Emaus akan menjadi kisah hidup kita masing-masing. Cepat atau lambat, hidup kita akan selalu dibaharui oleh-Nya.