Bacaan: Yoh.20:19-23

Orang Yahudi sering mengucapkan ‘shalom aleichem’ yang artinya ‘damai sejahtera bagi kamu’ ketika mereka berjumpa dengan orang lain. Karena itu, ucapan Yesus yang pertama ‘damai sejahtera bagi kamu’ bisa dimaknai sekedar sebagai sebuah salam seperti tradisi Yahudi waktu itu.
Tetapi ketika Yesus mengulang kembali ucapan ‘damai sejahtera bagi kamu’ (ayat 21) maka itu harus kita maknai bukan semata sebuah salam, tetapi punya makna khusus. Apalagi, sesudah ucapan ‘damai sejahtera bagi kamu’ itu, kemudian dilanjutkan dengan pengutusan para murid ‘seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu’. Artinya, pengutusan para murid ditempatkan persis seperti pengutusan Yesus yang diterima dari sang Bapa.

Di sinilah tema kita lalu menjadi penting. Sesudah peristiwa Paskah, murid-murid telah diperdamaikan oleh Kristus dengan Tuhan dan sesama melalui penyaliban dan kebangkitan Kristus. Keadaan ‘berdamai dengan Tuhan dan manusia’ itu bukan hanya menjadi identitas para murid namun sekaligus menjadi tugas pengutusan para murid.

Di tengah ketakutan massal yang melanda umat manusia dengan adanya pandemi covid-19, menjadi tugas gereja untuk membawa berita damai sejahtera kepada seluruh umat manusia. Menjadi tugas setiap anak Tuhan untuk ‘saling menyapa’ dan ‘saling menguatkan’ agar damai sejahtera Kristus melenyapkan segala ketakutan. Mari kita mulai dari lingkungan kita (sesama anggota/simpatisan GKBI) tetapi tidak berhenti hanya di situ, kita luaskan pada tetangga, teman kerja/sekolah dan yang lain. Dengan demikian, kita memenuhi tugas pengutusan Kristus menjadi duta damai sejahtera! *[**Pdt. **Rudianto Djaja Kartika]*

gkbikl
Author: gkbikl

Gereja Kristen Berbahasa Indonesia Kuala Lumpur

Leave a Reply